Sabtu, 09 November 2019

LAPORAN HASIL PENELITIAN 
DI PERPUSTAKAAN PUSAT KEBUDAYAAN BELANDA
ERASMUS HUIS

BAB I
PENDAHULUAN
           
A.    Latar Belakang Penulisan
Perpustakaan khusus merupakan salah satu jenis dari perpustakaan. Perpustakaan khusus tidak seperti perpustakaan universitas, perpustakaan sekolah, perpustakaan umum ataupun perpustakaan nasional, melainkan mengacu kepada perpustakaan hokum, perpustakaan perusahaan, perpusatakaann medis, museum dan perpustakaan nirbala. Atau kata lain perpustakaan khusus berada dinaungan instansi khusus, perpustakaan ini sebagai fasilitas dan sarana pendidikan untuk para pekerja disana, peneliti yang ingin meneliti sesuatu yang spesifik atau untuk pemustaka lain untuk mengetahui sesuatu tentang instansi tersebut atau hal-hal yang spesifik dan hanya didapatkan pada perpustakaan khusus saja.
Setiap perpustakaan pasti mempunyai sarana dan prasarananya sendiri yang mengikuti peraturan perpustakaan tersebut atau mengikuti standar perpustakaan nasional, begitupun perpustakaan khusus. Sarana dan prasarana perpustakaan khusus akan mengikuti peraturan instansi tersebut atau yang mengelola perpustakaan khusus tersebut lulusan ilmu perpustakaan bisa saja perpustakaan tersebut mengikuti standar dari perpustakaan nasional. Tetapi dengan seiring berkembangnya zaman, maka perpsutakaan juga harus mengikuti perkembangan tersebut agar bisa bertahan atau tidak ketinggalan perkembangannya. Demikian juga sara dan prasarana yang ada juga akan ikut berubah atau perkembang untuk menyesuaikan perkembangan zaman dan para pemustaka. Karena sarana dan prasarana juga penting untuk menarik para pemustaka, dengan sarana dan prasarana yang unik dan nyaman akan menarik para pemustaka untuk mengunjungi dan berlama-lama di perpustakaan tersebut.
Perpustakaan khusus pun juga harus memikirkan sarana dan prasarana yang baik dan nyaman untuk para pemustaka, terutama untuk para pekerja disana. Dengan sarana dan prasarana yang baik dan nyaman maka para pekerja disana dapat melepaskan stress dari pekerjaan mereka ataupun mereka akan menghasil sebuah ide-ide kreatif dan dapat membangun instansi tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pusat kebudayaan Belanda Erasmus Huis?
2.      Apa saja hasil observasi di perpustakaan Erasmus Huis?
3.      Apa saja sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan Erasmus Huis?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui profil tentang pusat kebudayaan Belanda Erasmus Huis.
2.      Mengetahui hasil observasi di perpustakaan Erasmus Huis.
3.      Mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang ada di perpustakaan Erasmus Huis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tentang Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis
Erasmus Huis adalah pusat kebudayaan belanda di Jakarta, Erasmus berhasil membangun reputasi sebagai pusat kebudayaan yang aktif dan berjalan dengan baik. Erasmus terfokus kepada music, akustik, tetapi ada juga pameran, pemutaran film serta ceramah. Erasmus tidak hanya mempersembahkan budaya Belanda, tetapi ingin memberikan ruang bagi seniman dan kelompok Indonesia. Oleh karena itu, banyak acara music klasik yang Indonesia.
Pusat kebudayaan ini dibuka oleh Pangeran Bernhard yang awalnya menempati rumah di Menteng Raya No. 25 Jakarta. Pada tahun 1981 Erasmus menempati gedung disebelah bangunan baru kedutaan besar Belanda di daerah perkantoran dan perbankan di jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Erasmus juga memiliki perpustakaan yang sangat bagus seperti suasa di Belanda, perpustakaan Erasmus memiliki koleksi hingga 22.000 buku serta majalah, sebagian besar koleksi berbahasa belanda. Juga ada koleksi pameran, film indie, dan pertunjukan seni.

B.     Hasil Observasi Perpustakaan Erasmus Huis
Erasmus Huis merupakan pusat kebudayaan Belanda yang didalamnya terdapat perpustakaan Erasmus Huis yang memiliki  design sebagaimana kehidupan di Belanda, tidak hanya ada koleksi buku Belanda di Erasmus namun juga ada koleksi akustik, pameran poto, dan pameran seni juga dipertujukan disana. Erasmus huis terletak di pusat kota yang bernaung dibawah kedutaan besar  Belanda sehingga status perpustakaan ini adalah milik kedutaan besar belanda yang dinamakan Erasmus Huis seorang pangeran asal Belanda. Jenis proyeksi yang dilakukan Erasmus Huis adalah jenis desaign dari Belanda yang teelah melakukan renovasi kurang lebih 3 kali sejak berpindahnya Erasmus Huis ke Rasuna said, revovasi terakhir dilakukan pada bulan april 2018 sampai oktober 2018 dan diresmikan pada November 2018, bagian yang direnovasi adalah perpustakaan dan smoking area. Sebelumnya Erasmus Huis bertempat di Menteng 25 berdiri pada tahun 27 Maret 1970 kemudian pada tahun 1981 pindah yang bertempat di Rasuna Said. Jam buka perpustakaan Senin-Kamis pukul 09.00-16.00, Jumat pukul 09.00-14.00 dan Sabtu pukul 10.00-13.00 WIB, pelayanan di perpustakaan Erasmus Huis sangat ramah dan disiplin, pustakawan selalu membantu apa yang dibutuhkan oleh pengunjung. Biasanya para pengunjung Erasmus Huis kebanyakan dari kalangan Belanda, mahasiswa  dari sastra Belanda, kementrian luar negri, dan ada juga mahasiswa lainnya yang hanya sekedar berkunjung. Lokasi perpustakaan Erasmus Huis berada di dalan kedudataan besar Belanda setelah pintu masuk kedutaan besar Belanda, didepan perpustakaan terdapat smoking area, dan di sebelah kiri perpustakaan terdapat ruang pameran, dan disebelah kanannya merupaakan taman yang indah dipandang. Berkunjung ke Erasmus Huis sangat mudah dilakukan, banyak transfortasi yang mudah untuk dijangkau seperti Trans Jakarta atau KRL dan tidak memiliki rute yang rumit untuk dilalui. Ruang perpustakaan Erasmus Huis tidak Nampak dari luar jalan karena kedutaan besar Belanda memiliki gerbang yang tinggi sehingga ruang perpustakaan tidak nampak dari luar, kemudian keamanan dipintu gerbang terlihat ketat dengan satpam-satpam yang ada. Erasmus Huis dapat dijangkau oleh sinar matahari terdapat smoking are, lobby, taman, dan kantin dibagian depan kedutaan besar Belanda. Ada banyak ruangan yang ada di sekitar perpustakaan Erasmus Huis yaitu ruang voye, ruang auditorium, ruang pameran, ruang perputskaan, ruang ampiteater, mushola, dan gudang untuk buku-buku yang sudah tidak terpakai di perpustakaan dan buku-buku yang baru masuk sebelum diadakan pengolahan.
Gerbang masuk Erasmus Huis terdapat dua gerbang depan dan gerbang belakang, sebelum masuk ke area Erasmus Huis terdapat mesin sensor untuk mensensor apa saja yang dibawa oleh para pengunjung sehingga tidak kebobolan oleh pengunjungyang membawa barang-barang yang tidak lazim, satpam memperlakukan para pengunjung dengan ramah, tempat tunggu yang nyaman. Namun, di perpustakaan tidak ada tempat atau rak untuk penitipan barag seprti jaket, helm, tas, dan lain sebagainya. Ruang staf berada di sebelah ruang pameran, meja pelayanan atau meja sirkulasi berada di sebelah kanan pintu masuk perpustakaan, meja sirkulasi menyatu dengan meja informasi. pintu masuk perpustakaan terdapat dua pintu, pintu satu pintu  masuk dari gedung kedutaan Belanda jadi memasuki gedung kedutaan Belanda kemudian ada ruang pameran dan disisi kirinya terdapat pinti yang menuju ke perpustakaan. Pintu dua perpustakaan terdapat di smoking area di sebelah kanan gerbang masuk kedutaan Belanda. Lebih efektif dan lebih mudah dilalui karena perpustakaan Erasmus Huis mempunyai dua pintu masuk.  Tidak seperti diperpustakaan lainnya yang mempunyai mesin sensor yang biasa disebut denngan RFID yaitu mesin deteksi koleksi perpustakaan jika dibawa pergi oleh pengunjung tanpa melalui proses peminjaman, Erasmus Huis tidak memiliki mesin RFID untuk mencegah hilangnya buku atau pencurian terhadap koleksi perpustakaan, tidak ada pengawasan diperpustakan Erasmus Huis itu yang dikhawatirkan di perpustakaan.  Proses pemula pengadaan buku yaitu pertama dimasukan ke daftar excel, kedua dimasukan ke aplikasi perangkat lunak di compute dengan aolikasi yang telah disediakan dari Belandar, kemudian cetak barkode, setelah itu barkode ditempel dibagian belakang buku kemudian dilakban agar tidak cepat lepas, ketiga pembuatan lembar tanggal peminjaman lembar itu ditempel dihalaman awal pada buku, lalu yang ke empat pembuatan kartu nomor buku yang terdiri dari nomor buku, nomor barkode, dan judul buku dan simpan dicober belakang buku. Computer yang dilakukan untuk mengolah bahan pustaka terdapat di tempat sirkulasi, ada 2 komputer dimeja sirkulasi, satu untuk memasuka database dan yang satu lagi untuk proses sirkulasi. Ruang sirkulasi dan ruang pengolahan bahan pustakan di Erasmus Huis itu menjadi satu ruangan, akan tetapi walaupun meja sirkulasi dan meja pengolahan dijadikan satu tidak mengurani proses pekerjaan yang ada dan tidak menjadi penghambat pula, karena lokasinya yang cukup luas.  Erasmus Huis memiliki 14.000 koleksi buku yang termasuk koleksi Indonesia, semua koleksinya berbentuk tercetak, yaitu buku, terbitan berseri dan majalah. Perpustakaan Erasmus Huis menerapkan sistem koleksi akses terbuka yaitu koleksinya bisa dipinjam oleh siapa saja dan semua koleksinya boleh dipinjam untuk dibaca dirumah maupun dibaca di perpustakaannya. Penggolongan buku di Erasmus Huis dibagi menjadi dua yaitu buku pendidikan dan buku roman untuk cara pengkatalogannya berbeda, buku pendidikan memiliki pengkatalogan seperti di Indonesia yaitu lebih merujuk kepada DDC yang memiliki nomor kelas, lalu 3 huruf awal  nama pengarang dan 1 huruf pertama judul koleksi. Dan untuk pengtalogan buku roman hanya memasukan kode rak abjad sesuai nama pengarang, kemudian 4 huruf pertama nama pengarang yang berpedoman pada SISO yaitu pedoman pengkatalogan yang berasal dari Belanda. Penempatan rak juga sesuai nama pengarang, misalnya rak A berarti isinya buku yang pengarangnya berawal dari huruf A. dan seterusnya. Penempatan kolekti terbagi menjadi 3 yaitu buku pendidikan yang ada di bagian atas, buku roman dibagian bawah, dan buku untuk anak di bagian tengah depan, untuk koleksi terbitan berseri seperti Koran, majalah terletak di rak yang berada di depan dengan meja sirkulasi. Di perpustakaan Erasmus Huis terdapat dua set sofa untuk diskusi dan meja panjang untuk membaca, suasana di perpustakaan sangat sunyi dan tentram dengan suhu udara yang rendah dan pencahayaan yang pas sehingga akan lebih focus dalam belajar atau berdiskusi.
System sirkulasi yang yang ditetapkan di perpustakaan Erasmus Huis yaitu memperbolehkan meminjaman buku maksimal 3 buku untuk batas  peminjaman 3 minggu jika telat dikenakan denda sebesar Rp. 1000.00,-, meminjam buku tentunya harus menjadi anggota perpustakaan terlebih dahulu agar dapat meminjam koleksi dan dapat memmbacanya dibawa pulang, menjadi anggota perpustakaan dikenakan biaya untuk anggota Indonesia sebesar Rp.30.000,- untuk pelajar Indonesia sebesar Rp. 15.000,- untuk anggota asing sebesar Rp.60.000,- dan untuk pelajar asing sebelar Rp. 40.000,-. 
Proses perawatan koleksi dilakukan 2 minggu sekali yaitu dengan mengecek koleksi mana saja yang telah rusak dan jika rusak dilakukan penyiangan dan diganti dengan buku baru, lalu untuk perawatan ruangan dilakukan dua minggu sekali dengan membersihkan rak-rak bagian bagian yang sulit dijangkau, untuk perapihan rak buku dilakukan tiap hari oleh OB yang telah ditentukan, ruangan perpustakaan terlihat rapi dan bersih, memang perpustakaan harus selalu terlihat rapih dan bersih karena banyak pengunjung yang datang untuk melihat koleksi, tujuan pengunjung adalah mereka ingin tahu tentang koleksi sastra belanda, sastra Inggris maupun sastra Indonesia.
Meja baca yang ada di perpustakaan Erasmus Huis berada di tengah-tengah ruangan dengan dikelilingi rak buku yang menempel ditembok, sehingga jarak antara meja baca dengan rak buku tidak jauh dan memudahkan pembaca untuk mencari koleksi. Ketinggian langit-langit ruang perpustakaan standar tidak terlalu tinggi juga tidak juga terlalu rendah, terdapat AC dan ventilasi  di langit-langit perpustakaan membuat suasana  didalam ruangan semakin sejuk dan nyaman, ini dilakukan untuk membuat nyaman para pengguna perpustakaan, kualitas pencahayaan cukup baik karena terdapat satu sisi ruangan perpustakaan yang memakai kaca sehingga dapat melihat situasi yang ada diluar, pengguna juga dapat menikmati akses kantin dan smoking area yang ada di depan ruang perpustakaan, sedangkan untuk toilet berada di luar ruang perpustakaan tepatnya di sebelah ruang pameran.
 Tidak hanya kenyamanan pengguna perpustakaan namun kenyamanan staff juga perlu diperhatikan agar para pustakawan dapat bekerja lebih efektik dan efisien, prabot, perlengkapan, dan peralatan yang ada di perpustakaan telah memenuhi kebubuhan pustakawan, ruang staff berada di luar ruang perpustakaan atau memiliki ruang terpisah dengan ruang perpustakaan.
Penyimpanan koleksi berada di rak yang menempel didinding, tidak ada penyimpanan koleksi yang didalam semua koleksi yang ada di perustakaan dapat di akses secara terbuka oleh siapa aja, tidak ada koleksi yang memiliki akses tertutup. Rak penyimpana koleksi memiliki 2 lantai namun masih dalam satu ruangan perpustakaan, rak pernyimpanan koleksi yang bertingkat membuat suasana di perpustakaan menjadi keren dengan design Belanda, ada dua rak yang tinggi hingga mencapai langit-langit rak itu sudah memiliki tangga tersendiri untuk dapat mengambil koleksi dirak yang paling atas. Troli hanya digunakan untuk mengantarkan koleksi yang telah dibaca karena perpustakaan hanya memiliki satu ruang sehingga tidak memerlukan memakai tangga atau lift untuk membawa koleksi.

C.     Sarana dan Prasarana di Perpustakaan Erasmus Huis
Berikut ini adalah sarana dan prasaranan  yang ada di perpustakaan Erasmus Huis, yaitu :

NO.
PRASARANA
SARANA
KONDISI
1
Ruang baca
a.       Meja baca panjang 4 set
Baik


b.      Meja baca buat 2 set
Baik


c.       Karpet bulat 2
Baik


d.      Lampu hias 2
Baik


e.       Tisu 3
Baik


f.       Kursi baca 25
Baik
2
Ruang koleksi
a.       Rak koleksi
Baik


b.      Rak koleksi anak 6
Baik


c.       Koleksi 1.400
Baik


d.      Kursi untuk mengambil buku di rak koleksi atas 2
Baik


e.       Kursi kecil di setiap sudut rak koleksi
Baik


f.       Stop kontak di sudut rak koleksi
Baik
3
Ruang kerja pustakawan
a.       Vas bunga 1
Baik


b.      Meja dan bangku kerja
Baik


c.       Troli buku
Baik


d.      Komputer 2
Baik


e.       Rak terbitan berseri 2
Baik
4
Ruang auditorium

Baik
5
Ruang pameran

Baik



Baik
6
Ruang voye

Baik
7
Wi-Fi

Baik
8
Listrik

Baik


Tambahan :
a.       AC 8
b.      Tong sampah 3
Tirai jendela
Baik



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Peputakaan yang ada di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis ini sudah dapat dikategorikan sebagai pepustakaan yang baik. Perpustakaan yang berada di dalam kedutaan besar ini,memiliki smoking area dibagian depannya, dan di sebelah kiri perpustakaan terdapat ruang pameran, dan disebelah kanannya merupaakan taman yang indah dipandang. Untuk koleksi sudah dapat dikatakan lengkap, karena Erasmus Huis memiliki 14.000 koleksi buku yang termasuk koleksi Indonesia, semua koleksinya berbentuk tercetak, yaitu buku, terbitan berseri dan majalah. Perpustakaan Erasmus Huis menerapkan sistem koleksi akses terbuka yaitu koleksinya bisa dipinjam oleh siapa saja dan semua koleksinya boleh dipinjam untuk dibaca dirumah maupun dibaca di perpustakaannya. Sarana dan prasarana yang ada di pepustakaan ini juga sudah dikatakan baik karena perpustakaan ini memiliki rancangan yang baik. Terdapat ruangan-ruangan yang lengkap seperti ruang baca, ruang koleksi, ruang kerja perpustakaan, ruang auditorium, ruang pameran, hingga ruang voye yang dimana belum tentu di perpustakaan lain memikinya. Terdapat pula wifi yang dapat diakses oleh semua pengunjung dengan gratis, koleksi yang lengkap, ruangan yang nyaman, lokasi yang strategis, ruangan yang aman dan masih banyak lagi hal yang dimiliki perpustakaan ini yang dapat menunjang sarana dan prasarana di perpustakaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

-          Portal resmi Provinsi DKI Jakarta. 2019. Erasmus Huis. https://jakarta.go.id
-          Widyawan, Rosa. “Mengenal Perpustakaan Khusus”. https://www.academia.edu/35453159/Mengenal_Perpustakaan_khusus. Diakses 18 Mei 2019