Review
Jurnal Model Referensi dan Proses Layanan Informasi, Perspektif Seorang
Pendidik
Artikel ini menjelaskan studi yang
membahas dua pertanyaan penelitian terkait dengan perubahan referensi dan
lingkungan layanan informasi: (1.) Apa tren saat ini dalam penyediaan layanan
referensi dan informasi dalam hal perilaku pengguna, perilaku pustakawan, dan
sumber informasi yang digunakan? (2.) Apa model dasar dari proses referensi
saat ini?. Hasil studi menunjukkan pergeseran menuju model referensi
kolaboratif yang semakin interaktif, di mana pustakawan referensi dan pengguna
referensi memainkan peran pencari informasi, penerima informasi, dan pembuat
informasi. semakin banyak perpustakaan yang menawarkan layanan referensi dan
informasi (RIS) melalui berbagai teknologi virtual, dan telah terjadi perubahan
yang semakin meningkat dari interaksi referensi wajah-wajah yang mengandalkan
sumber daya informasi berbasis kertas menjadi interaksi virtual. Ada
kemungkinan bahwa perkembangan ini telah mengubah cara orang menggunakan RIS dan
bahkan mungkin cara penyedia referensi memberikan layanan referensi kepada
pengguna mereka .
Sejumlah peneliti telah mengajukan model
proses referensi. Model layanan referensi tatap muka tradisional jangkar
interaksi antara pengguna dan pustakawan di beberapa titik layanan, biasanya
meja referensi. Dalam lingkungan ini, pengguna perpustakaan dapat mendekati
pustakawan referensi dengan jenis atau kompleksitas apa pun. Sementara model
ini melambangkan nilai-nilai termasuk "kemudahan akses, kesetaraan, dan layanan
berkualitas tinggi," kerugiannya termasuk tidak fleksibel dalam penggunaan
staf perpustakaan, duplikasi usaha, kurangnya akuntabilitas, biaya tinggi, dan
penguatan citra pustakawan sebagai juru tulis. Dengan meningkatnya ketersediaan
teknologi dan dorongan untuk meningkatkan efisiensi staf perpustakaan dan
mengurangi biaya per transaksi referensi, beberapa perpustakaan telah
mengadopsi model Call Center.18 Dalam model ini staf perpustakaan beroperasi
sebagai “agen. . . menerima panggilan di stasiun kerja komputer tempat mereka.
. . memiliki akses siap ke database, daftar pertanyaan dan jawaban yang sering
ditanyakan, skrip yang sudah ditulis sebelumnya untuk situasi tertentu, dan
alat lain yang diperlukan untuk menyampaikan. . . informasi."
Saat ini terdapat enam tema atau enam
focus dalam referensi virtual, yaitu konvergensi beberapa model referensi,
rangkaian sumber daya informasi yang sedang berkembang, referensi sebagai
proses kolaboratif, referensi dalam mode perpustakaan 2.0, pergeseran dari pustakawan
sebagai penelusur ke pustakawan sebagai penilai, dan kemungkinan terjadinya
referensi siap . Pertama, konvergensi beberapa mode referensi merupakan
penggabungan beberapa media dalam melakukan pelayanan referensi. Pemustaka saat
ini tidak harus mengunjungi perpustakaan untuk bertanya terkait informasi yang
dibutuhkan, pemustaka dapat melakukan penelusuran informasinya melalui email
untuk bertanya kepada pustakawan. Jadi pustakawan harus mampu memiliki
kemampuan dalam menjawab setiap pertanyaan dari pemustaka. Kedua, rangkaian
sumber daya informasi yang sedang berkembang merupakan peralihan sumber
informasi dari yang tercetak menjadi elektronik. Berdasarkan survey Tenopir dan
Ennis pada tahun 1999 sampai 2001, koleksi referensi perpustakaan mereka bergeser
dari tercetak ke format elektronik. Pada tahun 2001 hampir 90% menawarkan
beberapa layanan online kepada pengguna, termasuk sumber daya bibliografi dan
akses teks lengkap ke majalah. Ketiga, referensi sebagai proses kolaboratif,
pelayanan referensi dapat dikatakan sebagai suatu proses kolaboratif antara
pemustaka dan pustakawan. Pustakawan menganalisis pertanyaan yang sekiranya
diajukan oleh pustakawan, itu kemudian yang disebut sebagai kolaboratif dalam
pelayanan referensi. Keempat, referensi dalam mode perpustakaan 2.0. Maksudnya
adalah dalam perpustakaan 2.0 pengguna selain sebagai pencari informasi, tetapi berperan juga sebagai penyedia
informasi seperti membuat blog pribadi, menambah konten blog perpustakaan.
Kelima, pergeseran dari pustakawan sebagai penelusur ke pustakawan sebagai
penilai. Maksudnya adalah peran pustakawan semakin luas, seperti memberikan
evaluasi kepada pemustaka tentang
informasi yang valid, sumbernya valid, dan bagaimana kaitannya dengan
pertanyaan yang diajukan pemustaka. Dalam prediksi Tyckoson tentang masa depan layanan
referensi, bahwa permintaan akan pengajaran akan meningkat dan dia menjelaskan
bahwa masyarakat membutuhkan pustakawan untuk mengajar bagaimana menumakan dan
mengevaluasi sumber informasi. Keenam, kemungkinan terjadinya referensi
siap. Yang dimaksud dengan referensi
siap adalah mampu menjawab pertanyaan spesifik dengan cepat dan faktual.
Berdasarkan model ini, pemustaka
berperan sebagai penyedia dan pengguna informsi
sedangkan pustakawan berperan sebagai penerima dan penyedia informasi.
Sudah jelas antara pemustaka dan pustakawan adanya kolaboratif dalam pelayanan
referensi. Upaya kolaboratif ini memungkinkan untuk meningkatkan peluang untuk
mengintruksikan pemustaka dalam mencari, mengevaluasi, dan aspek lain dari
proses. Dalam model ini juga terdapat variasi format sumber informasi.
Pemustaka dapat membuat sumber informasi seperti blog, wiki, dan platform media
social laiinya. Pustakawan juga dapat membuat sumber informasi seperti blog dan
klip video. Semakin meledaknya informasi sehingga dapat mengakses informasi
melalui situs web. Jadi pustakawan sekarang berperan juga untuk focus pada
penyaringan dan evaluasi sumber daya untuk otoritas, akurasi, mata uang, dan
indikator lain yang dapat dipercaya dalam memberikan jawaban atas pertanyaan
pemustaka. Berdasarkan sebuah symposium satu setengah decade lalu tentang masa
depan referensi mengarah pada kesimpulan bahwa layanan referensi bergerak ke
arah peningkatan penekanan pada pendidikan pemustaka dan tentang peran
pustakawan sebagai pembangun alat untuk teknologi referensi.
Sumber
:
Agosto, Denise E, dkk.
2010. A Model of the Reference and
Information Service Proses An Educators’ Perspective. Drexel : Collage of
Information Scienceand Technology, Drexel University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar