Sabtu, 09 November 2019


PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP PUSTAKAWAN DALAM PELAYANAN REFERENSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA



Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kategori persepsi pemustaka terhadap pustakawan dalam pelayanan referensi. Dengan mengetahui persepsi pemustaka maka dapat dijadikan sebagai pemikiran dan pertimbangan bagi pihak pustakawan agar kinerja pustakawan di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat memuaskan dan sesuai dengan harapan pemustaka. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian kuantitatif, dengan populasi pemustaka yang ada di perpustakan layanan referensi dengan jumlah 20  pemustaka. Pengambilan data dengan metode kuesioner dan dokumentasi. Berdasarkan  hasil uraian penelitian tentang persepsi pemustaka terhadap pustakawan dalam pelayanan referensi di Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka dapat disimpulkan bahwa secara umum persepsi pemustaka terhadap pustakawan referensi sebersar 2,50 yang dikategorikan kurang baik. Berdasarkan dua indikator yaitu pustakawan membantu pengguna menemukan informasi dan pustakawan menemukan informasi untuk pertanyaan spesifik. Dua indikator tersebut memperoleh nilai rata-rata yang sama. Indikator pertama yaitu pustakawan membantu pengguna menemukan informasi memperoleh jumlah nilai sebesar 10 dan nilai rata-ratanya menjadi 2,50. Sedangkang indikator kedua yaitu pustakawan menemukan informasi untuk pertanyaan spesifik memperoleh jumlai nilai 10,1 dan nilai rata-ratanya menjadi 2,525 yang kami bulatkan menjadi 2,50.  Maka pihak manajemen perpustakaan UIN Suarif Hidayatullah Jakarta harus meningkatkan kinerja dalam melayani pemustaka du perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci : Persepsi pemustaka, pustakawan referensi, perpustakaan, pemustaka

PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan sebuah lembaga atau institusi yang meyediakan layanan informasi dan akses untuk memenuhi kebutuhan informasin, pendidikan maupun penelitian. Dalam pendidikan perpustakaan merupakan sumber belajar amat penting yang bertugas untuk menyediakan, mengumpulkan, melestarikan, mengolah dan menyebarkan informasi yang diperlukan, baik itu dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi (SulistyoBasuki, 1991: 5).
Majunya sebuah perpustakaan tentunya didukung dengan adanya pengunjung perpustakaan atau pengguna perpustakaan, perpustakaan yang mewah sekalipun koleksinya berribu-ribu namu  jika tidak dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan maka tidak ada artinya. Oleh karena itu perpustakaan dibuat untuk dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan dari segi manapun. Seperti dari segi layanan perpustakaan yaitu salah satunya layanan referensi. Layanan yang koleksinya berupa rujukan, sumber dan informasi yang hanya ada di jenis buku-buku tertentu yang dapat diakses di perpustakaannya. Layanan referensi juga akan berhasil apabila pelayanan referensi telah memuaskan pengguna perpustakaan. Sebagai pustakawan harus memahami betul apa yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.
Layanan referensi akan selalu ada disetiap perpustakaan termasuk perpustakaan perguruan tinggi. Dalam mewujudkan keberhasilan Tri Dharma Perguruan Tinggi perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berusaha menyediakan informasi yang lengkap kepada mahasiswa maupun civitas akademika lainnya. Didalam layanan referensi perpustakaan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta layanan refrensi diterapkan secara open akses yaitu pengguna perpustakaan dapat mencari judul koleksi sendiri di rak yang telah disediakan namun jika pengguna perpustakaan kesulitan mencari koleksi referensi dapat meminta bandutuan kepada pustakawan referensi terkait informasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan latar belakang diatas penyusun mengambil judul “Persepsi Pemustaka Terhadap Pustakawan Dalam Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”

MATERI
1.        Persepsi
Persepsi, secara etimologi berasal dari kata inggris (perception) dan  bahasa latin (perceptio) yang berarti menerima, sedangkan dalam pengertian secara terminologi adalah upaya memasukkan hal-hal ke dalam kesadaran kita sehingga kita dapat meramalkan atau mengidentifikasi sebagi objek-objek di dunia luar. Menurut (Chaplin, 1999) secara umum persepsi bergantung pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, keadaan jiwa atau suasana hati, dan faktor-faktor motivasional. Maka, arti suatu objek atau satu kejadian objektif ditentukan baik oleh kondisi perangsang maupun faktor faktor organisme. Dengan alasan sedemikian, persepsi mengenai dunia oleh pribadi-pribadi  yang  berbeda  juga  akan  berbeda karena  setiap  individu menanggapinya berkenaan dengan aspek-aspek situasi tadi yang mengandung arti khusus bagi dirinya. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalaui alat indra atau juga disebut sensoris. Namun, proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu,  proses  persepsi  tidak dapat  lepas dari  proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses persepsi ialah stimulus yang diindra oleh individu, diorganisasikan dan interpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti dengan apa yang diindra itu.  
Menurut Suwarno (2009: 52), persepsi ialah proses diterimanya rangsang berupa objek, kualitas hubungan antar gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Jadi persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan pengindraan seseorang.
Walgito (2004: 89) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam persepsi yaitu:
a.         Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dalam individu yang bersangkutan yang langsung menghenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun, sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
b.        Alat indra , syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagi alat untuk mengadakan respon diprlukan syaraf motoris.
c.         Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagi suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
2.        Pemustaka
Setelah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disahkan, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan diubah menjadi pemustaka, dimana pengertian pemustaka menurut UU no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 9 ialah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Sedangkan menurut Suwarno (2009: 80) pemustaka ialah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan, baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). Ada berbagai jenis pemustaka seperti pelajar, mahasiswa, guru, dosen, karyawan dan masyarakat umum, tergantung dengan jenis perpustakaan tersebut. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemustaka ialah pengguna perpustakaan, baik perseorangan maupun kelompok yang memanfaatkan layanan, fasilitas dan koleksi yang tersedia di perpustakaan.
3.        Pustakawan Referensi
Pustakawan referensi merupakan pustakawan yang melayani kebutuhan pemustaka khusunya untuk keperluan referensi yang bersumber dari koleksi yang sifatnya ilmiah. Penelusuran informasinya tidak semudah pada layanan sirkulasi karena penggunaan koleksinya bagian-perbagian. Untuk menjadi pustakawan referensi yang baik dibutuhkan ilmu pengetahuan yang luas agar proses pencarian informasi bisa mendapatkan informasi yang cepat, tepat, dan memiliki bobot yang tinggi.
Pustakawan referensi selain memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka juga bertugas mendampingi dan mengajarkan cara pencarian informasi menggunakan koleksi referensi. Pustakawan referensi juga mempunyai kewajiban menjadi konsultan informasi bagi pemustaka yang masih awam untuk penulisan sebuah karya ilmiah.
4.        Perpustakaan Perguruan Tinggi
Definisi perpustakaan perguruan tinggi menurut Sulistyo Basuki (1991: 51) adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berfaliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat). Selain itu, menurut Noerhayati (1987: 1), perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya.

METODE PENELITIAN
1.        Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan penelitian deskriptif namun menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto ( 2010 : 3 ) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk penelitian. Sedangkan penelitian kuantitaif menurut Arikunto (2006 : 12 ) penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.
2.        Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bagian koleksi referensi  pada Selasa 8 Oktober 2019.
3.        Subjek dan Objek Penelitian
subjek penelitian adalah sumber data dari mana data diperoleh baik berupa orang, tempat, maupun benda. Sedangkan objek penelitian adalah pokok bahasan penelitian yang diamati oleh peneliti atau variabel penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah pemustaka atau orang yang menggunakan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Objek dalam penelitian in adalah persepsi terhadap pustakawan dalam pelayanan referensi di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.        Populasi dan Sample
Polulasi dari penelitian ini adalah pengunjung  perpustakaan mulai dari pukul 09.00-10.55 WIB yang ada di perpustakaan pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah pengunjung perpustakaan 337 orang. Dari populasi tersebut diambil sample di perpustakaan bagian referensi dengan metode penentuan sample dilihat dari pemustaka yang tidak sibuk dalam mengerjakan tugas atau tidak terlalu sibuk dan mudah ditemui. Alasan memilih metode ini adalah karena penyusus berharap responden yang diteliti mereka yang benar-benar mengisis kuesioner dengan paham dan sesuai kenyataan.
5.        Variabel Penelitian
Menurut buku metode penelitian komunikasi karya Jalaludin Rachmat, variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Atau variabel adalah sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Persepsi juga disebu sebagai variabel karena tanggapan yang mempunyai ciri yang bervariasi dan macam-macam jenisnya. Dalam penelitian ini memiliki satu variabel yaitu persepsi pemustaka terhadap pustakawan dalam pelayanan referensi di perpustakaan pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.        Metode Pengumpulan Data
a.         Kuesioner
Menurut Choiriyah dalam Sugiyono (2013: 199) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini kuesioner diberikan kepada pemustaka yang ada di  bagian referensi perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b.        Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, longger, agenda, dan sebagainya.  Penelitian ini juga mencari data mengenai statistik pengunjung yang dijadikan sebagai populasi.
7.        Instrumen Penelitian
Pada dasarnya untuk meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Oleh karena itu harus ada alat ukur yang digunakan mengukur fenomena sosial atau alam. Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah kuesioner dan dokumentasi.

PEMBAHASAN
1.        Gambaran Umum Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berlokasi di Jl. Ir. Djuanda No. 95 Ciputat terdiri dari 7 lantai dengan desain interior dan sistem digital yang lebih lengkap. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang sangat membantu civitas akademika untuk memenuhi kebutuhan informasi agar program Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat tercapai.
Visi perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi senantiasa berupaya untuk menjadi sumber referensi terkemuka dalam berbagai ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kajian keislaman.
Misi perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu :
a.         Menyediakan koleksi yang lengkap dalam bidang keislaman dan bidang umum, sebagai pendukung kegiatan perkuliahan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
b.        Menyediakan berbagai layanan yang tepat, akurat dan cepat dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c.         Mengembangkan pemanfaatan perpustakaan secara efektif oleh seluruh civitas akademika dengan melaksanakan beberapa program informasi literacy.
d.        Mengembangkan layanan jarak jauh untuk seluruh civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan masyarakat luar UIN.
e.         Membangun kerjasama yang efektif dengan masyarakat kampus dan institusi atau organisasi atau organisasi lain baik didalam maupun diluar negeri.
f.         Mengembangkan kualotas SDM perpustakaan agar mampu menjalankan profesinya sesuai perkembangan jaman.
g.        Mengembangkan pengadaan dan memanfaatan koleksi non cetak dan perpustakaan online.
h.        Mengemangkan layanan informasi berbasis web bagi civitas akademika.
i.          Mengembangkan sSDM pustkawan dan pengguna perpstakaan.
j.          Menjalin hubungan kerjasama nasional dan internasional.
k.        Mendokumentasikan dan menyediakan akses karya civitas akademika fakultas.
Tujuan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah memdukung keberhasilan semua aktifitas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berlangsung di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik dalam bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat.
2.        Analisis Data, Hasil Penelitian, dan Pembahasan

Hasil data yang diperoleh dari penelitian menggunakan angket/quisioner yang diisi oleh 20 responden, disajikan dalam bentuk angka-angka, untuk mengetahui hasil rata-rata butir instrumennya. Dari hasil analisa data yang didapat berdasarkan jawaban responden mengenai fungsi pustakawan referensi berdasarkan persepsi pemustaka dapat dilihat sebagai berikut :

No.
Pernyataan
Nilai Rata-rata
Kategori
1.
Pustakawan membantu dan mengarahkan untuk memilih dan menggunakan alat-alat bantu.
2,50
Kurang Baik
2.
Pustakawan mengarahkan pemustaka dengan menunjukka sumber referensi informasi yang dibutuhkan.
2,40
Kurang Baik
3.
Pustakawan mengarahkan pemustaka bagaimana cara menemukan informasi dalam sumber referensi dengan mudah.
2,55
Baik
4.
Pustakawan membantu mencari sumber informasi yang saya butuhkan.
2,55
Baik
Tabel 1. Persepsi Pemustaka Terhadap Pustakawan Referensi pada Indikator “Pustakawan Membantu Pengguna Menemukan Informasi”

Indikator pustakawan membantu pengguna menemukan informasi secara keseluruhan tergolong kurang baik, dengan nilai rata-rata total 2,50.



Grafik 1. Persepsi Pemustaka Terhadap Fungsi Pustakawan Referensi
No.
Pernyataan
Nilai Rata-rata
Kategori
1.
Pustakawan menjawab dengan menggunakan koleksi referensi
2,55
Baik
2.
Pustakawan menjawab pertanyaan pemustaka dengan jelas.
2,65
Baik
3.
Pustakawan memberikan informasi kepada pemustaka untuk menggunakan sumber referensu sesuai kebutuhan pemustaka.
2,40
Kurang Baik
4.
Pustakawan menjawab pertanyaan singkat pemustaka secara tepat dengan menunjukkan sumber informasi.
2,50
Kurang Baik
Tabel 2. Persepsi pemustaka terhadap fungsi Pustakawan Referensi pada Indikator “Pustakawan Menemukan Informasi untuk Menjawab Pertanyaan Spesifik”.
Indikator pustakawan menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan spesifik tergolong kurang baik, yaitu dengan nilai rata-rata total 2,50.


Grafik 2. Persepsi Pemustaka Terhadap Fungsi Pustakawan Referensi
No.
Pernyataan
Grand Mean
Kategori
1.
Pustakawan membantu pengguna menemukan informasi.
2,50
Kurang Baik
2.
Pustakawan menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan spesifik.
2,50
Kurang Baik

TOTAL
5,0

Tabel 3. Persepsi Pemustaka Terhadap Pustakawan dalam Pelayanan Referensi
Berdasarkan total nilai rata-rata 2,50 tersebuut, persepsi pemustaja terhadap fungsi pustakawan referensi di Pusat Perpustkaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta termasuk kategori kurang baik.


Grafik 3. Persepsi Pemustaja Terhadap Pustakawan dalam Pelayanan Referensi

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penelitian ini, bahwa persepsi pemustaka terhadap fungsi pustakawan referensi di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu sebersar 2,50 yang dikategorikan kurang baik. Berdasarkan dua indikator yaitu pustakawan membantu pengguna menemukan informasi dan pustakawan menemukan informasi untuk pertanyaan spesifik. Dua indikator tersebut memperoleh nilai rata-rata yang sama.
Indikator pertama yaitu pustakawan membantu pengguna menemukan informasi memperoleh jumlah nilai sebesar 10 dan nilai rata-ratanya menjadi 2,50. Sedangkang indikator kedua yaitu pustakawan menemukan informasi untuk pertanyaan spesifik memperoleh jumlai nilai 10,1 dan nilai rata-ratanya menjadi 2,525 yang kami bulatkan menjadi 2,50.

DAFTAR PUSTAKA
-Abror, Khozin. 2013. Persepsi Pemustaka Tentang Kinerja Pustakawan Pada Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen. Sragen : Dari  http://eprints.undip.ac.id/40779/.
-Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
-Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia
-Choiriyah. 2017. Persepsi Pemustaka Terhadap Pustakawan dalam Pelayanan Referensi di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Jurnal Publis). Yogyakarya : Program Magister Interdisciplinary Islamis Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarya.
-Hasbana, Amrullah. 2016. Pedoman Penggunaan Perpustakaan. Jakarta : Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatulla Jakarta.
-Rahmat, Jalaludin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
-Rohman, Asep Syaefur. 2012. Peningkatan Tunjangan Gaji Pustakawan Referensi Sebagai Konsekuensi Logis Profesionalisme Pustakawan Referensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar